Ditulis oleh Larisa Nabila Putri
Saat ini Litara sedang bekerjasama dengan The Asia Foundation dalam pembuatan buku anak bergambar berkualitas melalui Lokakarya: Jelajahi Dunia dengan Saintekrenum untuk penulis dan ilustrator perempuan di Indonesia. Uji keterbacaan merupakan salah satu rangkaian akhir lokakarya untuk mengevaluasi hasil ilustrasi dan naskah pada yang telah dirancang secara langsung kepada anak yang menjadi sasaran pembaca.


Yang seru dari uji keterbacaan kali ini adalah dilaksanakan di alam terbuka, tepatnya di Kebun Gawir Situreret, Cisarua. Uji keterbacaan diawali dengan ice breaking yang dibawakan oleh Litara bersama Ganesha bersenyum, alumni dan mahasiswa ITB dari Temanggung. Antusiasme anak-anakpun terasa, mereka begitu lantang menyerukan ice breaking yang diberikan. Setelah ice breaking, anakpun diajak duduk melingkar untuk membaca nyaring dari buku “Duo Penguin” langsung oleh penulisnya yaitu Kak Eva Nukman. Mereka pun saling bersahutan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh Kak Eva.

Setelah membaca nyaring, uji keterbacaan pun dimulai. Setiap dua orang anak secara bergantian dipanggil untuk membaca bersama dari buku-buku yang akan diujikan. Pada uji keterbacaan ini anak-anak diberi kebebasan untuk memilih buku yang ingin dibaca olehnya. Selama membaca bersama, petugas uji keterbacaan yang terdiri dari editor dan illustrator pun memberikan pertanyaan pemantik sesuai dengan instrumen. Adapun petugas lainnya yang mencatat respon anak selama membacakan buku dari segi naskah dan ilustrasi. Respon inilah yang kemudian akan menjadi bahan pertimbangan editor, illustrator dan penulis untuk menyempurnakan hasil akhir buku anak bergambar.

Disamping itu, anak-anak yang menunggu giliran uji keterbacaan diajak untuk bersenang-senang didampingi oleh Kakak-kakak Ganesha Bersenyum. Anak-anak sangat menikmati kegiatannya masing-masing. Ada yang menggambar tokoh dari buku Litara, ada yang membuat origami dengan berbagai bentuk, dan ada yang membaca mandiri. Seusai kegiatan uji keterbacaan, anak-anak diajak untuk menuliskan cita-citanya di sebuah kertas. Mereka menuliskan cita-cita yang berbeda-beda mulai dari guru, dokter, pramugari, polisi, hingga tantara. Setelah menulis, anak-anak melipat kertasnya menjadi bentuk pesawat lalu menerbangkannya bersama-sama.