Ditulis oleh Larisa Nabila Putri
Kehadiran program literasi berbasis digital Sekolah Enuma Indonesia memberi warna baru bagi TBM. Tidak hanya memanfaatkan media buku, kini para pegiat menggunakan media gawai dalam mendampingi 300 anak di jenjang kelas awal melalui permainan edukatif yang terbagi menjadi tiga pelajaran yaitu bahasa Indonesia, matematika, dan bahasa Inggris.
Metode baru mendorong antusiasme pegiat dan anak di TBM. Pasalnya, sebelum ada program ini mayoritas TBM buka satu minggu sekali bahkan pada hari yang tidak menentu. Tingkat kunjungan anak ke TBM pun minim, bahkan anak-anak lebih memilih bermain di luar. Perubahan pun terasa sejak adanya program Enuma, TBM buka secara konsisten bahkan menambah jam operasionalnya. Anak-anak pun sangat bersemangat datang ke TBM, sebagian besar di antaranya rela datang satu jam sebelum TBM dibuka. Anak yang tidak terlibat dalam program pun bersedia datang lebih awal lagi dari teman-temannya agar bisa bermain dengan Enuma.
Antusiasme ini pun membawa perubahan yang baik bagi kecakapan anak. Tidak hanya perkembangan literasi dan numerasi yang meningkat bertahap, tetapi soft skill anak yang juga berkembang. Meta Bulan, salah satu anggota TBM Cinta Pelita yang mengalami perkembangan soft skill signifikan. Ia salah satu anak yang lamban di kelasnya yang masuk dalam kelas percobaan, sehingga cenderung menutup diri dengan lingkungan sekitarnya. Setelah satu bulan bermain Enuma, kecakapan literasi Meta meningkat hingga tidak lagi masuk kelas percobaan. Kini, Meta lebih percaya diri lagi untuk membuka diri dengan lingkungannya. Bahkan saat diikutsertakan dalam lomba menari antar desa, Meta meraih juara.
Tidak hanya Meta, kecakapan anak-anak lainnya pun kian mengalami peningkatan. Bagaimana kisahnya? Nantikan cerita Litara selanjutnya.
Catatan: foto anak-anak dalam artikel ini dimuat atas izin tertulis dari orang tua


