Ditulis oleh: Eva Nukman

Let’s Read adalah perpustakaan digital besutan The Asia Foundation, sebuah lembaga nirlaba yang berkomitmen untuk meningkatkan taraf hidup di negara-negara Asia yang berkembang. Let’s Read menampung lebih dari dua ribu (dan terus bertambah) buku cerita-digital bergambar dari berbagai negara, terutama di Asia. Buku-buku digital ini tersedia gratis dan dapat diakses dengan mudah oleh siapa saja, baik melalui situs web maupun aplikasi di telepon genggam.

Buku-buku di perpustakaan Let’s Read terutama berasal dari kemitraan dengan organisasi lokal, penerbit, dan pemerintah. Sejumlah penerbit dari mancanegara mendonasikan bukunya agar bisa dibaca secara gratis di platform Let’s Read. Begitu pula perguruan tinggi (seperti DKV ITB) dan pemerintah (misalnya Komisi Pemberantasan Korupsi). Pada Booklab, buku dihasilkan dari workshop penulisan yang melibatkan penulis, ilustrator, editor, dan editor visual setempat. Dan, lewat penerjemahan karya yang sudah ada di platform ke berbagai bahasa di Asia, jumlah koleksi buku di perpustakaan Let’s Read menjadi berlipat ganda.

Lets’ Read sangat membantu bagi guru ataupun relawan yang berkegiatan di daerah terpencil. Mengantisipasi kemungkinan tiadanya jaringan internet, guru/relawan dapat mengunduh buku-buku digital ini dan bahkan mencetaknya, untuk kemudian disajikan kepada anak-anak secara luring/offline. Untuk itu, semua buku di perpustakaan digital ini berlisensi Creative Commons (CC) dalam beberapa tingkatan.

Dalam menerjemahkan cerita-cerita berbahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia dan kemudian ke bahasa daerah, Let’s Read melibatkan relawan, penerjemah, masyarakat umum, serta pakar bahasa. Di sini Let’s Read bekerja sama dengan Yayasan Litara, sebuah lembaga nirlaba yang berkomitmen meningkatkan literasi anak-anak Indonesia. Salah satunya dengan cara berperan aktif dalam membantu mewujudkan tersedianya buku-buku cerita bergambar bermutu; antara lain lewat pelatihan dan pendampingan penulis/illustrator, penerbitan buku anak, serta pelatihan penerjemah buku anak.

Dengan dukungan The Asia Foundation, Litara mengadakan lokakarya penerjemahan yang bertujuan mengalihbahasakan koleksi buku digital di platform Let’s Read yang masih berbahasa Inggris ke bahasa Indonesia serta ke sejumlah bahasa daerah.

Sejauh ini telah dilakukan lima lokakarya penerjemahan, yaitu ke bahasa Indonesia, bahasa Minangkabau, bahasa Jawa, bahasa Bali, dan bahasa Sunda, bekerja sama dengan beberapa perguruan tinggi dan pihak lainnya. Lokakarya pertama diadakan di jurusan Bahasa Inggris Politeknik Negeri Bandung. Kemudian berturut-turut di jurusan bahasa Inggris di Politeknik Negeri Padang dan di Universitas Bung Hatta, di Universitas Negeri Surabaya, dan di Institut Teknologi Bandung, serta di Balai Bahasa Kemendikbud, Jakarta.

Peserta lokakarya berasal dari kalangan mahasiswa, penerjemah pemula, ibu rumah tangga, masyarakat umum, serta pemerhati bahasa. Di dalam lokakarya ini peserta mendapatkan materi tentang dunia penerjemahan dan tentang buku anak. Peserta juga berlatih menerjemahkan dan mendapatkan umpan balik dari mentor. Mentor dan fasilitator yang mendampingi peserta adalah penerjemah berpengalaman yang relevan dengan penerjemahan buku (anak) serta bahasa daerah yang dituju. Untuk penerjemahan ke bahasa daerah, Litara dan Let’s Read juga menghadirkan pakar budaya/bahasa daerah tersebut.

Dalam lokakarya penerjemahan ke bahasa daerah, syarat mutlak bagi peserta adalah menguasai bahasa daerah tersebut (di samping tentunya bahasa sumber). Untuk itu sebelumnya ada proses seleksi.

Untuk menjaga kualitas, hasil terjemahan peserta tidak langsung ditayangkan di Let’s Read. Naskah terjemahan mentah ini melewati sejumlah proses pemeriksaan. Tahap pertama penyuntingan dan tahap kedua proofreading dilakukan oleh editor yang berpengalaman dan menguasai bahasa daerah yang dimaksud. Selanjutnya ada pemeriksaan akhir, dan terakhir publikasi.

Dari lokakarya-lokakarya ini dihasilkan puluhan buku terjemahan bahasa Indonesia, lebih dari delapan puluh buku terjemahan bahasa Minangkabau, lebih dari seratus lima puluh buku terjemahan bahasa Jawa, lima puluh buku berbahasa Bali, dan sepuluh buku terjemahan bahasa Sunda.

Di samping itu, juga diadakan Bookslab, yaitu lokakarya penulis/ilustrator untuk menghasilkan karya lokal yang selanjutnya dipublikasikan di Let’s Read. Lokakarya pertama bekerja sama dengan jurusan DKV- ITB, menghasilkan sepuluh karya asli berbahasa Indonesia. Lokakarya kedua bekerja sama dengan DKV-UK Petra Surabaya. Naskah berbahasa Jawa yang dihasilkan dari lokakarya kedua ini saat ini sedang dalam proses pengilustrasian. Sementara, berikutnya akan diadakan pula lokakarya penulisan buku berbahasa Minangkabau, bekerja sama dengan ISI Padang Panjang.

Artikel ini merupakan bagian dari makalah yang disampaikan pada Seminar Nasional Industri Bahasa 2019: Industri Bahasa dalam Era Industri 4.0.

Makalah utuh dimuat dalam Prosiding SNIB 2019 Politeknik Negeri Malang.

ISSN: 2541-5654

Comments